Senin, 03 September 2012

Hadirmu Mimpiku

masih ada rindu di sela waktu
menderakan derita siksa sesakkan hati
walau kini hadirku bak tiada bagimu
kusabarkan jiwa sbagai serahan Ilahi

skrg engkau hanya mimpi dlm nyata
walau kucoba kuraih bayangmu tetap berlalu
ingin kuikhlaskan walau hati tak rela
membahagiakanmu dgn belajar melupakanmu

Jika Esok Tak Pernah Ada.

Entah mengapa, semua menjadi terasa hambar. Sebelas tahun usia pernikahan bukan waktu yang singkat untuk dijalani. Tetapi semakin lama, kehampaan ini semakin terasa. Aku yang dulu sangat mencintai istriku, mulai berpikir kemana gerangan rasa cinta yang pernah ada dalam hati ini. Kenapa rasa ini berlalu begitu saja? Aku mulai lupa kapan aku memujanya, aku lupa kapan terakhir kami bermesraan, bahkan irosnisnya aku juga lupa sejak kapan semua keindahan ini menghilang begitu saja.

Aku mulai sering pulang malam dengan alasan lembur di kantor, padahal hanya untuk dapat menghabiskan waktu bersama kekasihku, Lisa. Aku juga mulai merasakan kegelisahan jika tidak dapat bertemu dengan Lisa. Sering aku mencari tempat yang aman untuk dapat menelepon dan mendengarkan suara lembut Lisa. Ahh..rasanya aku benar – benar mabuk kepayang dibuatnya. Sudah cukup lama aku memendam semua ini, aku tidak bisa lagi..tidak bisa..aku harus mengatakan terus terang kepada istriku apa yang sebenarnya terjadi. Dan aku memutuskan malam ini, aku akan bersikap “tega” demi kebaikan kami berdua.

Waktu menunjukkan pukul sembilan malam, saat aku tiba di rumah. Seperti biasa, istriku masih setia menunggu dan menyiapkan makan malam untukku. Serta merta aku memegang tangannya dan mengatakan bahwa aku ingin berbicara sesuatu hal yang serius dengannya. Seakan bisa membaca pikiranku, ia hanya mengangguk pelan dan duduk di meja makan berhadapan denganku. Saat itu, anak laki – laki kami satu-satunya yang masih berumur sembilan tahun sudah tidur. Dengan susah payah, aku menjelaskan keinginanku untuk bercerai. Aku mengamati perubahan wajah istriku. Terbias kecemasan, ketakutan, atau…entah apa itu. Yang jelas, dia hanya mengatakan, mengapa? Tiba-tiba dia marah sekaligus menangis, membuat aku harus mengakui kehadiran Lisa diantara kami. Aku menjelaskan bahwa aku mencintai Lisa dan perasaanku yang tersisa sekarang hanya rasa kasihan saja kepadanya. Akhirnya dia menangis tersedu – sedu di hadapanku, yang aku artikan bahwa itu sudah menjadi kesepakatan diantara kami tentang perceraian ini. Kejamkah diriku ? Aku pikir tidak juga. Toh nantinya dia akan mendapatkan separuh dari harta milikku. Dia tidak akan hidup menderita. Anak kami juga akan selalu mendapatkan santunan dariku seumur hidupnya. Jadi sepertinya tidak akan ada masalah. Rasa lega tiba – tiba menguasaiku, sebentar lagi aku bisa bebas hidup bersama Lisa.

Pagi – pagi sekali aku terbangun, dan melihat istriku menulis sesuatu di meja. Beberapa saat kemudian, dia memberikan secarik kertas kepadaku yang isinya mengenai perjanjian sebelum tiba hari perceraian kami. Segera aku membaca dan menelusuri poin – poin di dalamnya. Intinya, istriku tidak menginginkan harta apapun dariku. Dia hanya meminta pengunduran waktu bercerai sampai bulan depan. Dan selama sebulan penuh ini, kami diharuskan bersikap sewajarnya di hadapan anak kami agar anak kami dapat menerima semua ini dengan perlahan – lahan. Tidak hanya itu, setiap hari selama sebulan penuh, dia mengantarkanku berangkat bekerja sambil bergandengan tangan. Dari ruang tidur kami hingga ke beranda depan, menciumku, memelukku dan melepasku berangkat bekerja. Hmm..aku rasa tidak masalah karena syarat yang diajukan tidak cukup berat. Toh syarat seperti itu tidak seberapa dibandingkan dengan kebahagiaanku kelak bersama Lisa. Aku pun segera menyetujuinya.

Mulailah hari pertama syarat itu berlaku. Kami bergandengan tangan dari ruang tidur, dengan perasaan canggung. Melewati ruang keluarga, anak kami tertawa-tawa dan menggoda kami berdua. Sesampainya di beranda depan, istriku memelukku, menciumku dan melepasku pergi. Tiba – tiba aku ingat saat – saat pertama pernikahan kami dulu. Inilah yang sering kami lakukan setiap harinya !
Hari kedua masih dengan hal yang sama, kami bergandengan tangan, menuju beranda depan. Dia memelukku, aku bisa mencium bau parfum favoritnya yang dulu selalu aku berikan sebagai hadiah. Ketika dia menciumku, aku sekilas melihat sedikit kerutan di sekitar matanya, dan juga beberapa helai rambut yang mulai kelabu. Hmm..baru sekarang aku memperhatikan detil wajahnya. Dia tidak muda lagi. Dia masih cantik, hanya tidak muda lagi. Apa yang sudah aku perbuat kepadanya selama sebelas tahun ini ? Sedikit rasa sesak menyeruak ke dalam dada. Penyesalan karena ternyata selama ini kami tidak banyak lagi menghabiskan waktu berdua dan saling memperhatikan satu sama lain.

Di hari keempat, kelima, keenam, aku mulai merasakan keintiman dengannya. Kami sudah tidak canggung lagi, dan bisa tertawa – tawa menimpali lelucon anak kami. Di hari – hari selanjutnya, aku merasakan tangannya semakin kecil, baju – baju yang dipakainya pun terlihat longgar. Apakah dia semakin kurus ? Ya, dia semakin kurus. Wajahnya semakin tirus, dan matanya pun semakin cekung. Tetapi dia tetap tersenyum dan terlihat bahagia setiap aku menggandeng tangannya. Efek dari kemungkinan perceraian ini bisa jadi membuat dia kehilangan cukup banyak berat badannya. Hmm…

Di hari terakhir perjanjian kami, aku merasakan adanya kesatuan perasaan dan keintiman dengannya. Rasa sayang kepada istri dan anakku membuat aku akhirnya menyadari, bahwa semua kesalahan ini terjadi karena kebosanan dan kejenuhan saja. Rasa cinta dan sayang itu masih ada, tidak lenyap begitu saja. Tiba – tiba aku seperti menemukan duniaku kembali. Aku mengatakan kepada istriku bahwa aku sudah memutuskan sesuatu, dan aku akan kembali beberapa saat lagi. Aku mencium dia di beranda depan rumah dan meminta dia menungguku. Segera aku berlari menuju mobil dan melesat ke rumah Lisa.

Di depan pintu rumah Lisa, aku mengatakan selamat tinggal kepadanya, dan menjelaskan bahwa aku tidak akan pernah berpisah dengan istriku karena aku masih mencintainya. Lisa seketika marah. Tetapi sekali lagi aku meyakinkan Lisa, bahwa keputusan untuk bercerai itu hanyalah kesalahan besar. Dan hubungan gelap selama ini karena rasa jenuh dan bosan saja. Lisa marah dan menamparku dengan keras. Dia menutup pintu rumahnya dan menangis. Aku tidak peduli lagi. Aku segera berlalu dari rumah Lisa. Tujuanku adalah menemui istriku dan mengatakan betapa aku mencintainya. Cinta yang sama, sayang yang sama seperti dulu saat kami pertama kali bertemu. Ternyata aku masih menyimpan rasa cinta itu !

Aku membayangkan istriku tersenyum sambil menangis dan memelukku erat – erat seakan tidak mau melepaskan lagi. Aku bertekad akan merayakan peristiwa ini dengan makan malam di restoran terkenal bersama anak kami dan berlibur ke tempat – tempat wisata yang menarik. Hmm..luar biasa, pikirku sambil tersenyum bahagia.

Ketika aku sampai di beranda rumah, aku menemui rumah dalam keadaan sepi. Dan ketika aku masuk ke dalam kamar, aku menemui istriku terbaring kaku di tempat tidur dengan didampingi dokter pribadi kami beserta anakku yang menangis terisak – isak. Dengan cemas, aku bertanya ada apa. Dari keterangan yang aku dapatkan, ternyata selama ini istriku menderita penyakit kanker rahim stadium akhir. Dan selama ini dia berjuang melawan penyakit itu sendirian, disaat aku, tentu saja, bersenang-senang dengan Lisa dan tidak memperhatikannya. Itulah alasan kenapa berat badannya menurun drastis akhir-akhir ini. Menurut dokter, dia hanya ingin menyelamatkan anak kami dari bahaya perceraian sekaligus menunjukkan bahwa aku adalah seorang ayah dan suami yang baik di mata anak kami.

Mendengar itu, seketika aku merasakan kepalaku mendadak pusing, pandangan mataku berkunang-kunang dan sekelilingku menjadi gelap. Aku tidak ingat apa – apa lagi. Hanya satu yang sempat aku ucapkan sebelum semua menjadi gelap, ” Maafkan aku sayang”.

Hikmah dari cerita ini :
* Jangan pernah anda menunda mengatakan rasa sayang / cinta kepada orang yang anda sayangi, 

   karena kita tidak tahu kapan waktu hidup kita akan berakhir.
* Hidup ini singkat, jangan isi hidup ini dengan kesia – siaan.

Dia yang Takkan Pernah Tergantikan

Empat tahun yang lalu, kecelakaan telah merenggut orang yang kukasihi, sering aku bertanya-tanya, bagaimana keadaan istri saya sekarang di alam surgawi, baik-baik sajakah? Dia pasti sangat sedih karena sudah meninggalkan sorang suami yang tidak mampu mengurus rumah dan seorang anak yang masih begitu kecil. Begitulah yang kurasakan, karena selama ini saya merasa bahwa saya telah gagal, tidak bisa memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anak saya, dan gagal untuk menjadi ayah dan ibu untuk anak saya.

Pada suatu hari, ada urusan penting di tempat kerja, aku harus segera berangkat ke kantor, anak saya masih tertidur. Ohhh… aku harus menyediakan makan untuknya.

Karena masih ada sisa nasi, jadi aku menggoreng telur untuk dia makan. Setelah memberitahu anak saya yang masih mengantuk, kemudian aku bergegas berangkat ke tempat kerja.

Peran ganda yang kujalani, membuat energiku benar-benar terkuras. Suatu hari ketika aku pulang kerja aku merasa sangat lelah, setelah bekerja sepanjang hari. Hanya sekilas aku memeluk dan mencium anakku, saya langsung masuk ke kamar tidur, dan melewatkan makan malam. Namun, ketika aku merebahkan badan ke tempat tidur dengan maksud untuk tidur sejenak menghilangkan kepenatan, tiba-tiba saya merasa ada sesuatu yang pecah dan tumpah seperti cairan hangat! Aku membuka selimut dan….. di sanalah sumber ‘masalah’nya … sebuah mangkuk yang pecah dengan mie instan yang berantakan di seprai dan selimut!
bintancenter.blogspot.com - "Renungan" Dia yang Takkan Pernah Tergantikan
Oh…Tuhan! Aku begitu marah, aku mengambil gantungan pakaian, dan langsung menghujani anak saya yang sedang gembira bermain dengan mainannya, dengan pukulan-pukulan! Dia hanya menangis, sedikitpun tidak meminta belas kasihan, dia hanya memberi penjelasan singkat:

“Dad, tadi aku merasa lapar dan tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah belum pulang, jadi aku ingin memasak mie instan. Aku ingat, ayah pernah mengatakan untuk tidak menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa ada orang dewasa di sekitar, maka aku menyalakan mesin air minum ini dan menggunakan air panas untuk memasak mie. Satu untuk ayah dan yang satu lagi untuk saya .. Karena aku takut mie’nya akan menjadi dingin, jadi aku menyimpannya di bawah selimut supaya tetap hangat sampai ayah pulang. Tapi aku lupa untuk mengingatkan ayah karena aku sedang bermain dengan mainan saya … Saya minta maaf Dad … “

Seketika, air mata mulai mengalir di pipiku … tetapi, saya tidak ingin anak saya melihat ayahnya menangis maka aku berlari ke kamar mandi dan menangis dengan menyalakan shower di kamar mandi untuk menutupi suara tangis saya. Setelah beberapa lama, aku hampiri anak saya, memeluknya dengan erat dan memberikan obat kepadanya atas luka bekas pukulan dipantatnya, lalu aku membujuknya untuk tidur. Kemudian aku membersihkan kotoran tumpahan mie di tempat tidur.
bintancenter.blogspot.com - "Renungan" Dia yang Takkan Pernah Tergantikan
Ketika semuanya sudah selesai dan lewat tengah malam, aku melewati kamar anakku, dan melihat anakku masih menangis, bukan karena rasa sakit di pantatnya, tapi karena dia sedang melihat foto mommy yang dikasihinya.

Satu tahun berlalu sejak kejadian itu, saya mencoba, dalam periode ini, untuk memusatkan perhatian dengan memberinya kasih sayang seorang ayah dan juga kasih sayang seorang ibu, serta memperhatikan semua kebutuhannya. Tanpa terasa, anakku sudah berumur tujuh tahun, dan akan lulus dari Taman Kanak-kanak. Untungnya, insiden yang terjadi tidak meninggalkan kenangan buruk di masa kecilnya dan dia sudah tumbuh dewasa dengan bahagia.

Namun… belum lama, aku sudah memukul anakku lagi, saya benar-benar menyesal….

Guru Taman Kanak-kanaknya memanggilku dan memberitahukan bahwa anak saya absen dari sekolah. Aku pulang kerumah lebih awal dari kantor, aku berharap dia bisa menjelaskan. Tapi ia tidak ada dirumah, aku pergi mencari di sekitar rumah kami, memangil-manggil namanya dan akhirnya menemukan dirinya di sebuah toko alat tulis, sedang bermain komputer game dengan gembira. Aku marah, membawanya pulang dan menghujaninya dengan pukulan-pukulan. Dia diam saja lalu mengatakan, “Aku minta maaf, Dad”.

Selang beberapa lama aku selidiki, ternyata ia absen dari acara “pertunjukan bakat” yang diadakan oleh sekolah, karena yg diundang adalah siswa dengan ibunya. Dan itulah alasan ketidakhadirannya karena ia tidak punya ibu…..
bintancenter.blogspot.com - "Renungan" Dia yang Takkan Pernah Tergantikan
Beberapa hari setelah penghukuman dengan pukulan rotan, anakku pulang ke rumah memberitahu saya, bahwa disekolahnya mulai diajarkan cara membaca dan menulis. Sejak saat itu, anakku lebih banyak mengurung diri di kamarnya untuk berlatih menulis, yang saya yakin, jika istri saya masih ada dan melihatnya ia akan merasa bangga, tentu saja dia membuat saya bangga juga!

Waktu berlalu dengan begitu cepat, satu tahun telah lewat. Saat ini musim dingin, dan hari Natal telah tiba. Semangat Natal ada dimana-mana juga di hati setiap orang yg lalu lalang… Lagu-lagu Natal terdengar diseluruh pelosok jalan …. tapi astaga, anakku membuat masalah lagi. Ketika aku sedang menyelasaikan pekerjaan di hari-hari terakhir kerja, tiba-tiba kantor pos menelpon. Karena pengiriman surat sedang mengalami puncaknya, tukang pos juga sedang sibuk-sibuknya, suasana hati mereka pun jadi kurang bagus.

Mereka menelpon saya dengan marah-marah, untuk memberitahu bahwa anak saya telah mengirim beberapa surat tanpa alamat. Walaupun saya sudah berjanji untuk tidak pernah memukul anak saya lagi, tetapi saya tidak bisa menahan diri untuk tidak memukulnya lagi, karena saya merasa bahwa anak ini sudah benar-benar keterlaluan. Tapi sekali lagi, seperti sebelumnya, dia meminta maaf : “Maaf, Dad”. Tidak ada tambahan satu kata pun untuk menjelaskan alasannya melakukan itu.

Setelah itu saya pergi ke kantor pos untuk mengambil surat-surat tanpa alamat tersebut lalu pulang. Sesampai di rumah, dengan marah saya mendorong anak saya ke sudut mempertanyakan kepadanya, perbuatan konyol apalagi ini? Apa yang ada dikepalanya?

Jawabannya, di tengah isak-tangisnya, adalah : “Surat-surat itu untuk mommy…..”.

Tiba-tiba mataku berkaca-kaca. …. tapi aku mencoba mengendalikan emosi dan terus bertanya kepadanya: “Tapi kenapa kamu memposkan begitu banyak surat-surat, pada waktu yg sama?”

Jawaban anakku itu : “Aku telah menulis surat buat mommy untuk waktu yang lama, tapi setiap kali aku mau menjangkau kotak pos itu, terlalu tinggi bagiku, sehingga aku tidak dapat memposkan surat-suratku. Tapi baru-baru ini, ketika aku kembali ke kotak pos, aku bisa mencapai kotak itu dan aku mengirimkannya sekaligus”.

Setelah mendengar penjelasannya ini, aku kehilangan kata-kata, aku bingung, tidak tahu apa yang harus aku lakukan, dan apa yang harus aku katakan ….

bintancenter.blogspot.com - "Renungan" Dia yang Takkan Pernah Tergantikan
Aku bilang pada anakku, “Nak, mommy sudah berada di surga, jadi untuk selanjutnya, jika kamu hendak menuliskan sesuatu untuk mommy, cukup dengan membakar surat tersebut maka surat akan sampai kepada mommy. Setelah mendengar hal ini, anakku jadi lebih tenang, dan segera setelah itu, ia bisa tidur dengan nyenyak. Saya berjanji akan membakar surat-surat atas namanya, jadi saya membawa surat-surat tersebut ke luar, tapi…. saya jadi penasaran untuk tidak membuka surat tersebut sebelum mereka berubah menjadi abu.

Dan salah satu dari isi surat-suratnya membuat hati saya hancur……

‘Mommy sayang’,

Saya sangat merindukanmu! Hari ini, ada sebuah acara ‘Pertunjukan Bakat’ di sekolah, dan mengundang semua ibu untuk hadir di pertunjukan tersebut. Tapi kamu tidak ada, jadi saya tidak ingin menghadirinya juga. Aku tidak memberitahu ayah tentang hal ini karena aku takut ayah akan mulai menangis dan merindukanmu lagi.

Saat itu untuk menyembunyikan kesedihan, aku duduk di depan komputer dan mulai bermain game di salah satu toko. Ayah keliling-keliling mencari saya, setelah menemukanku ayah marah, dan aku hanya bisa diam, ayah memukul aku, tetapi aku tidak menceritakan alasan yang sebenarnya.

Mommy, setiap hari saya melihat ayah merindukanmu, setiap kali dia teringat padamu, ia begitu sedih dan sering bersembunyi dan menangis di kamarnya. Saya pikir kita berdua amat sangat merindukanmu. Terlalu berat untuk kita berdua, saya rasa. Tapi mom, aku mulai melupakan wajahmu. Bisakah mommy muncul dalam mimpiku sehingga saya dapat melihat wajahmu dan ingat anda? Temanku bilang jika kau tertidur dengan foto orang yang kamu rindukan, maka kamu akan melihat orang tersebut dalam mimpimu. Tapi mommy, mengapa engkau tak pernah muncul?

Setelah membaca surat itu, tangisku tidak bisa berhenti karena saya tidak pernah bisa menggantikan kesenjangan yang tak dapat digantikan semenjak ditinggalkan oleh istri saya ….
bintancenter.blogspot.com - "Renungan" Dia yang Takkan Pernah Tergantikan
Hargailah keberadaan kekasihmu, kasihilah dan cintailah dia sepanjang hidupmu dengan segala kekurangan dan kelebihannya, karena saat engkau telah kehilangan dia, tidak ada emas permata, intan berlian, atau apa pun yg bisa menggantikan posisinya.

Perempuan yang Dicintai Suamiku

Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.
Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.

Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.

Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua di luarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.
Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran di kamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.

Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, di suatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit di rumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan di rumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama Meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.

Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.

Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang
akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.

Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi di saat lain, dia sering termenung di depan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.
Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di
RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,

“Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini? Tidak mau makan juga? Uhh… dasar anak nakal, sini piringnya,” lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun!

Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang ke rumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.

Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.
Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? Karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak di hatinya.

Suatu sore, mendung begitu menyelimuti Jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatiku pun akan mendung, bahkan gerimis kemudian. Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papanya, dan memanggilku, “Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha?”
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,

Dear Meisha,
Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.
Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.
Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti epohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun
tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.

Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.
Yours,
Mario


Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku. Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain.
Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan di amplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya. Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya..
Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku? Itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku!

Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus di dalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu
mencintainya.
**********
Setahun kemudian…
Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.

Mario, suamiku….
Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja di kantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa di atas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku…..
Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.
Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, “Kenapa, Rima? Kenapa
kamu mesti cemburu? Dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku.”

Aku tidak perduli, dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya. Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.
Istrimu,
Rima


Di surat yang lain,
“………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari ke dua bola matamu saat memandang Meisha……”

Di surat yang kesekian,
“…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.
Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu,
aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang ke rumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur di samping tempat tidurmu, di rumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….

Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya……..”
Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya… dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu di sampingnya.

Di surat terakhir, pagi ini…
“…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya di rumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.
Saat aku tiba di rumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran di matamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.
Tahukah engkau suamiku, Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi di hatimu ?………”

Jelita menatap Meisha, dan bercerita,
“Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan di wajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya di seberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……” 
 Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.

Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.

Dear Meisha,
Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?
Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….

Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk di samping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.

Minggu, 02 September 2012

Apa itu CINTA ?

Apa itu Cinta??
Jawabanku adalah CakeP

Yah, aku merasa senang ketika dua bola maTa !ini melihat wajah Indah mengH!asi pemandangan yg kulihat, menarik LangKahku untuk selalu MenGintiPnya dari Arah Pandangku.

Namun Mreka tertawa,
KaTa Mreka itu bukan Cinta sesungguhnya,
Melainkan Cinta M0nyet
Karena “bau KencuR” masih melekat di umurku



Apa itu Cinta??
Kujawab TerKeNaL…

BaG!ku Cinta Tak Harus berhenti pada Wajah Cakep ygmemiliki otak k0s0ng ..apaLagi G aktiP daLam Beberapa Bidang..Urrgh,,rasanya Malas dekaT dengan Seseorang sepeRti itu, terLalu Gengsi diri ini BerJalan beriringan bersamanya, krEna Aku Ingin Cinta y6 Gak Hnya Cakep Namun juga dikeNaL oleh BebeRapa Teman,,,EnTah itu diKenal karena “SmaRt” “AkTip” “ KeRreNd” y6 membuatq mrasa Bangga di sampingnya

MreKa Menertawaiku Lagi
Kata Mreka, itu buKan Cinta
MeLainkan Hanya Lemak2 KaSMaran yg MenghiDupkan jerawatku



Apa itu Cinta??
Kali ini aku MenjaWab “ BerDuit”

Rasanya Cape Sekali ktika Cintaku terpaut pada Cakep n TeRKenal tapi tak berduiT…mau ngapa-ngaPain maSiH susaH…Hari gini maem Cinta duaNKz,,,Nggaaaak deeeh…

Aneh MereKa terTawa Lagi
Kata Mereka itu Bukan Cinta, Melainkan Mata duitan


Namun aku tak hiraukan, karena aku ingin bahagia deNgan Duniaku…..
Hingga Akhirnya aku-pun menikah

Dengan dia,
seseorAng y6 tak KukenaL seutuHnya
seseOrang y6 tak PerNah ada Dalam Bayangan Cintaku
sese0Rang yg diPiliH Oleh Rabbi
Yg kuHaRap bisa MembeRi jawaban, apa itu Cinta…



BagaImana MunGkin dia bisa Memberi JawaBan apa itu Cinta?
SedaNgkan dia,
BaGiku…tidakLah CaKep, TerKenaL apaLagi Berduit
Wajah dia biasa Saja…
SeDikit Sekali yang mengenaLnya bahkan
Gaji dia masih minim dibanding dengan PenghasiLanku



Lalu,
aPa Itu cinta, Bu?
Ibuku berbisik,
Makna Cinta akan engkau dapat dalam Pernikahanmu,
Disaat suamimu bisa meNerimamu dengan sePenuh Hati
Tak Hanya menerima kekuranganmu, melainkan juga Kelebihan yang kau miliki…



Aku merasakan itu,
Ketika Pertama kali menyuguhkan secangkir k0pi,
Bukan k0pi manis atau Kopi Pahit

“ Alhamdulillah, baru kali ini aku minum Kopi yang saNgat Istimewa….” Ucapnya sambil terSenyum, aku sedikit curiga dengan ekspresi yang terlihat ada yg sembunyi….akupun memaksa untuk menyruput pula

“Astaghfirullah….asin, maaf bukan gula yang kumasukkan, tapi garam “ Sesalku….suamiku hanya tersenyum ringan.

Meski aku sudah tak terlihat sempurna lagi dalam menjalankan kewajibanku sebagai istri, hati kecilku masih menepisnya…

Pantaslah dia menerimamu
Wajahmu cantik, pastinya tak ingin kehilangan dirimu
Kamu smart yang udah jelas buat dia bangga
Kamu juga berpenghasilan tinggi, sangatlah rugi bila meninggalkanmu
Jadi ketidaksempurnaanmu tak kan terlihat karena kelebihanmu menutupinya…


Apa itu Cinta, Ayah?
Ayah tersenyum…rasakan cinta di hati suamimu,
Jika dia tetap merangkulmu dikala terpuruk…
Maka itu Cinta.


Aku melihat hal itu,
Ktika Dokter men-Vonis aku mandul. kecerian yg dulu menghiasi sirna berubah menjadi kesedihan dan tak ada rasa semangat lagi…..

”aku bukan wanita sempurna” tangisku. Suamiku merangkul penuh kasih sayang.

Apalah gunanya aku menjadi wanita karier yang sukses, cantik n smart jika kenyataanyaa aku tidak bisa memiliki keturunan dari rahimku sendiri, bukankah perempuan bisa dikatakan sempurna jika telah bisa membuktikan bahwa dirinya mampu melahirkan seorang anak???


“ Semua bisa berubah atas izin ALLAH, bukan tidak bisa memiliki anak, tapi masih belum waktunya sayang “ ucap suamiku member semangat, walau aku belum bisa mencurahkan cintaku seutuhnya kepada dia namun dia tetap menganggapku ada bahakan kali ini semenjak aku dinyatakan mandul, dia lebih menyayangiku dan memeprhatikanku.

Itulah cinta yg kau cari ….tegur batinku, aku melirik suamiku yg sedang menyiapkan secangkir susu manis untukku,

Tapi lagi-lagi bisikan kecil menepisnya,
Bukan !!!
Itu bukan Cinta tapi itu IBA…rasa kasihan,

Astaghfirullah, mungkinkah sampai saat ini aku belum bisa mencintai suamiku hanya karena aku belum menemukan jawaban apa itu CINTA ……hiks hiks hiks …



Apa itu CINTA ya Rabb…

Akhirnya aku bertanya pada Rabbi, bukan jawaban yang kutemukan tiba-tiba tepat di pagi hari badanku susah untuk digerakkan dan ternyata aku dinyatakan “Strock”

Astaghfirullah……………………..



...................>>>
Sisa-sisa buliran air mata terus mengalir tak mau berhenti membasahi pipiku, dengan penuh telaten tangan gagah suamiku tak henti-hentinya bergerak lembut mengusap air mataku. Sepertinya ia tak ingin melihat air mataku terbuang sia-sia. Melihat wajah lelahnya ingin kuhentikan air mata itu namun tak bisa, karena semakin aku melihat ketulusannya semakin mengalir saja air mata ini, lagipula tak ada yang bisa kulakukan untuk mengucap maaf dan terima kasihku selain menangis karena mulutku tak bisa berbicara. Air mata ini adalah ucapan maaf dan terima kasihku pada suamiku, maaf karena belum bisa menjadi istri yang baek.


“ Jangan menangis Cinta, aku berjanji akan selalu menemanimu. ALLAH sedang bercanda dengan kita, mungkin DIA ingin aku melakukan aktivitas seperti saat kau melalkukannya untukku” Ujarnya sembari mengusap air mataku.


Kuakui, meski hati begitu sulit mengatakan cinta namun aku bukanlah tipe istri yang pembangkang apalagi membentaknya. Tetap kulakukan kewajibanku sebagai seorang istri.

Ayah dan Ibu menyarankan agar aku dirawat di rumah mereka agar suamiku bisa bekerja dengan tenang, suamiku menolak dengan halus.


“ Maaf, ikatan perkawinan yang saya bina ini bukan sekedar tulisan di atas kertas, yang hanya membubuhkan tanda tangan semata, namun tanggung jawab saya sebagai suami terltulis secara otomatis saat itu juga. Biarkan Hawa bersama saya, ALLAH sedang ingin melihat saya merawatnya…..bagi saya Hawa tidak hanya sekedar istri saya semata namun juga adalah Syurga, jadi saya tidak ingin melepas Syurga saya begitu saja “


Ayah dan Ibu tidak memaksa, mereka secara bergantian menjenguk keadaanku di rumah kami.

Seadangkan suamiku, total merawatku…pekerjaan dia wiraswasta, membuka toko elektronik di pusat kota. Pekerjaannya ia alihkan kepada tangan kanannya karena dirinya setiap hari bersamaku, saat kebetulan Ibu bermalam di rumah, dia menengok toko elektroniknya.


Ketika Adzan berkumandang, dengan sigap suamiku menyeka aku dengan air, membasahi anggota badan wudhuku, rambutku ditutup dengan jilbab seadanya, ia berbisik


“ Cinta, jika kau sanggup Sholatlah melalui hatimu”

kemudian ia Sholat di dekatku. Usai Sholat, ia duduk di sebelahku, bibirnya bergerak pelan membaca ayat suci Al-qur’an. Aku hanya bisa menatapnya, kedua telingaku berusaha mendengarkan lantunan ayat suci yang ia baca, tiba-tiba bibirnya mendekat, mengecup keningku sambil menyelipkan sebuah doa


“ Kaulah Syurgaku, bacaan AL-qur’an ini kuhadiahkan untukmu. Cepat sembuh Cinta, kita gapai lagi hidup indah kita berdua……”


Kali ini bukan hanya aku yang meneteskan air mata, kulihat suamiku juga berair mata, ia menangis meski sedikit malu-malu……



“ Cinta, dulu aku sempat bertanya dalam hati, sebenarnya Apa itu Cinta…Tak satupun ada yang bisa menjawab, sekalipun ada…jawaban itu tidak sesuai di hatiku, hingga akhirnya aku menikahi dirimu. Dalam pernikahanlah aku tau, apa itu cinta…



Cinta memang tak bisa diuraikan dengan kata-kata, sebanyak apapun makna cinta yang kita miliki tak kan mampu menjawabnya karena cinta adalah anugerah terbesar yang diberikan oleh ALLAH….meski masih belum kutemukan maknanya, namun aku mulai merasakan uraian Cinta ketika bersamamu…..hati ini berdesir diiringi jantung yang berdetak tak beraturan ketika aku berdekatan denganmu, ktika kau tersenyum manis padaku…aku tak mampu menangkapnya begitu saja, maafkan aku cinta jika selama ini sikapku sangat kaku, tak bisa romantic seperti suami yang laen. Karena aku sendiri tak tau bagaimana mengekspresikannya, yang bisa kulakukan hanya memandangmu penuh takjub dan berkata SubhanaLLah begitu indah karunia yang Engkau berikan ya Rabb..



Cinta, walau selama ini aku belum bisa mengekspresikan cinta sesuai mimpimu, namun aq telah merasakannya…..ketika tak bertemu, Rindu menggaung-gaung dalam hatiku, kata seorang sahabat… Rindu adalah bukti adanya sebuah cinta di hati “ suamiku menghentikan ceritanya, ia tersenyum malu-malu…..sambil menatapku penuh kasih ia melanjutkannya



“Bahkan aku juga merasakan cemburu jika kau bersama lelaki lain, namun itu harus q tepis…terlalu jahat diriku jika harus mencurigaimu…akupun berdoa kepada Sang pemilik Cinta, yaaah…kutitipkan Cintaku pada Rabbi, selama aku mampu menjaga hatiku untukmu, maka aku yakin ALLAH akan menjaga hatimu untukku…”



Suamiku menggenggam erat tanganku yang kaku. Tiba-tiba aku merasakan suatu hal yang aneh, detak jantungku bergerak kencang…aku tidak pernah merasakan sesuatu yang sangat dahsyat seperti ini…mungkinkah aku telah merasakan Cinta pada suamiku?? Kuakui, selama setaun kami menikah tak ada komunikasi sedekat ini…Astaghfirullah..Apa ini bisa dikatakan komunikasi dimana aku hanya bisa mendengarkan saja tanpa menanggapi curahan hatinya, jikapun ingin menanggapi aku hanya bisa mengeluarkan air mata karena badanku masih belum bisa bergerak normal.



Ya ALLAH ampuni dosa hamba, ada rasa sesal di hati…dulu, sewaktu aku sehat aku jarang memberi kesempatan berdua untuk bicara dari hati ke hati alasanku adalah sibuk dan suamiku bukan tipe memaksa. Yang masih kuingat, terkadang antara sadar dan tidak sadar dalam tidurku aku mendengarkan suara kecil yang berbisik di telingaku, mungkinkah itu suara hati suamiku……..



Maafkan aku, suamiku,,,,



“Cinta…sudah banyak makna tentang cinta yang kudengar dan kubaca, tapi aku memiliki jawaban sendiri….bagiku, Cinta adalah sebuah rasa yang bersandarkan atas nama ALLAH, ya…karena atas nama ALLAH kita bisa bertemu dan berkumpul dalam pernikahan suci…banyak yang mengatas namakan sesuatu karena Cinta, namun biarkan aku

mengatasnamakan Cinta karena ALLAH , Bukankah segala sesuatu adalah pantulan dari dimensi Sang Pemilik Cinta?? “



“ Cinta adalah Syurgaku, karena ketika aku memandang teduh wajahmu, berdekatan denganmu, berbicara denganmu bukan hanya kebahagiaan yang aku dapatkan namun aku merasa satu poin pahala untuk menuju ke Syurga bertambah, Cinta, maafkan aku masih belum bisa membuatmu bahagia. Padahal kau-lah Syurgaku, Bahagiaku………”



Ya ALLAH kini aku mengerti,,,,

Mengapa Engkau tidak mempertemukan aku dengan si cakep, si terkenal ato si tajir dalam pernikahanku…aku baru menyadari semuanya ya Rabb…



Seandainya,



Jika aku menikah dengan seseorang karena “Cakep”nya

Mungkinkah ia akan ada di sampingku saat keadaanku seperti ini?

Pastilah jawabannya tidak, karena dengan fisiknya yg “cakep” dia masih bisa mencari pengganti yg lebih cantik dariku



Jika aku menikah dengan seseorang karena “ Terkenal” nya

Mungkinkah dia akan melantunkan ayat suci al-qur’an untukku disaat seperti ini?

Pastilah jawabnnya tidak, karena dengan keadaanya yg super terkenal dy akan tetap menjadi orang sibuk bahkan mungkin bisa berpindah ke laen hati.



Jika aku menikah dengan seseorang karena “ tajir”nya

Mungkinkah dia akan meluangkan waktu untuk menemaniku bercerita

Mungkin jawabnnya juga tidak, karena dengan uang yang ia miliki, ia bisa membayar siapa saja untuk menemaniku…..



Ya ALLAH, Ampuni dosa Hamba,,,

Dulu di saat kesempatan dan kesehatan itu masih ada, aku sering menyia-nyiakan AnugerahMU…..



Suamiku sangat Istimewa, kutarik kembali ucapanku yang mengatakan dia biasa saja.



Dia Cakep, Cakep akan akhlak yang baek

Dia terkenal, sifatnya yang ramah dan santun membuat dirinya dikenal oleh orang-orang di sekitar.

Dia Kaya, kaya akan Hati, ilmu Agama dan diimbangi ilmu dunia…



Semangatku untuk bisa sembuh sangat kuat, banyak hal yang harus kubayar ketika aku sembuh,,,inilah janjiku. Ketekadanku membuat bibirku bergerak pelan dan mengeleuarkan suara parau……..



“ ALLAHU AKBAR…..bibirmu bergerak Cinta, bisikkanlah jika ingin mengatakan sesuatu….” Suamiku mendekatkan telinganya ke bibirku



“ Aaaaa……..aaaakkk…..aaa…kku….Ciiii…..cccC

iiiN…..Taaaaa”


Ya ALLAH begitu sulit untuk mengucapnya, kulihat secerca kebahagiaan di pancaran mata suamiku, seprtinya dia mengerti ucapanku….


“ AKu juga mencintaimu Cinta………Karena ALLAH “ bisikknya pelan…


AKU MENCINTAIMU, KAULAH SYURGAKU…..SUAMIKU…teriakku dalam hati….



(sumber: http://tsaniamanati.blogspot.com/2011/01/apa-itu-cinta.html)

Ketika Allah Memilihmu Untukku


♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku..
Ingin ku beri tahu padamu..
Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia..
Orang tua yg begitu sempurna..
Dengan cinta yg begitu membuncah..
Aku dibesarkan dgn limpahan kasih yang tak terhingga..
Maka, padamu ku katakan..
Saat Allah memilihmu dalam hidupku,
Maka saat itu Dia berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku..
Memperlakukanku dgn sayang yang begitu indah..

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Padamu yang Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku,
Aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan..
Maka, ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dgn keberadaanmu.
Dan aku tahu, Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna..
Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu..
Karena kelak kita akan satu..
Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku,
Kau dan aku akan menjadi ‘kita’..

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Padamu yg Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dgn ilmu dan tarbiyah,
Membentukku menjadi wanita yg mencintai Rabbnya..
Maka ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dgn ilmuNya..

Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita..
Itulah visi pernikahan kita..
Ibadah pada-Nya ta’ala..

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Padamu yg Allah tetapkan sebagai nahkodaku..
Ingatlah.. Aku adalah mahlukNya dari tulang rusuk yang paling bengkok..
Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah..
Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah,
Sungguh hatiku tetaplah wanita yg lemah pada kelembutan..
Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah..
Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah..
Namun tatap mataku, tersenyumlah. .
Tenangkan aku dgn genggaman tanganmu..
Dan nasihati aku dgn bijak dan hikmah..
Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu..
Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku..
Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan..
Maka dimataku kau adalah yang terindah,
Kata2mu adalah titah untukku,
Selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu..
Maka kalau kau berkenan ku meminta..
Jadilah hunian yg indah, yang kokoh…
Yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku…
Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita..
Maka didiklah mereka menjadi generasi yg dirindukan syurga..
Yang di pundaknya akan diisi dgn amanah-amanah dakwah,
Yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad..
Yang darahnya mengalir darah syuhada..
Dan ku yakin dari tanganmu yg penuh berkah, kau mampu membentuk mereka..
Dengan hatimu yg penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka..
Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


Padamu yang Allah pilih sebagai imamku…
Ku memohon padamu.. Ridholah padaku,
Sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi..
Mudahkanlah jalanku ke Surga-Nya..
Karena bagiku kau adalah kunci Surgaku..
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Dari Ummu Salamah, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu’ alaihi wa Sallam bersabda : “Seorang perempuan jika meninggal dan suaminya meridhoinya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Ahmad dan Thabrani)


(sumber: http://tsaniamanati.blogspot.com/2011/01/ketika-allah-memilihmu-untukku.html)

Sabtu, 01 September 2012

Turunkan Kolesterol dengan Makan Biji Labu


Turunkan kolesterol dengan makan biji labu
 
Orang-orang biasanya hanya memakan bagian daging pada labu, kemudian bijinya dibuang begitu saja. Padahal dengan memakan biji labu, Anda bisa menurunkan kadar kolesterol lho. Yuk simak berbagai manfaat makan biji labu lainnya seperti yang dilansir dari Health Me Up (31/08) berikut ini.
  • Biji labu ampuh menurunkan risiko kanker prostat dengan cara menghambat proses tumor yang mampu memicu kanker.
  • Penderita osteoporosis dan arthritis atau radang sendi juga disarankan makan biji labu. Pasalnya biji labu mengandung zinc, senyawa yang jika jumlahnya kurang akan membuat seseorang terkena osteoporosis.
  • Sementara itu, komponen phytosterol yang ada di dalam biji labu berfungsi untuk menyerap kolesterol dalam tubuh.
  • Hampir semua orang tahu buah berry adalah antioksidan yang baik bagi tubuh. Padahal biji labu juga tak kalah kandungan antioksidannya.
  • Bagi vegetarian, biji labu adalah sumber protein yang baik. Sebanyak 100 gram biji labu yang dikonsumsi dalam sehari merupakan sumbangan asupan protein harian sebanyak 54 persen.
  • Beberapa orang mengonsumsi pil untuk memenuhi kebutuhan vitamin B kompleks mereka. Lain kali, coba saja makan biji labu yang kaya akan vitamin B kompleks, seperti thiamin, iboflavin, niacin, pantothenic acid, vitamin B6, dan folat.
  • Anda sedang stres? Makan saja biji labu. Sebab senyawa L-tryptophan di dalamnya mampu memperbaiki suasana hati Anda yang sedang buruk.
  • Tahukah Anda bahwa biji labu juga ampuh mencegah baju ginjal? Sebuah penelitian sudah membuktikan bahwa biji labu mampu mencegah formasi batu ginjal tertentu.
  • Biji labu pun berkhasiat melawan parasit cacing pita.
  • Terakhir, biji labu juga memberikan manfaat bagi penampilan luar Anda. Biji labu akan menjaga kulit Anda tetap sehat, lembap, dan bersinar.
Nah sekarang sudah tahu kan kalau biji labu memiliki banyak manfaat? Jadi mulai sekarang jangan ragu untuk menikmati biji labu!