Jumat, 13 Maret 2015

BAYI TAK PERLU TIDUR DENGAN BANTAL DAN SELIMUT







Lebih dari setengah orangtua di Amerika mengatakan bahwa bayi mereka tidur di bantal, selimut, dan perlengkapan tidur lain, meskipun para dokter dan tenaga medis tidak merekomendasikan penggunaannya. Bayi tak perlu tidur dengan bantal dan selimut , demikian disimpulkan oleh studi baru yang dirilis oleh pemerintah.
Membiarkan bayi tidur di ranjang tanpa seprei yang longgar dinilai sebagai salah satu tindakan tepat menjaga keamanan dan kesehatan bayi. Cara ini ampuh mengurangi risiko sesak napas dan sindrom kematian bayi secara mendadak (SIDS), seperti yang ditulis peneliti yang juga berasal dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
“Kita tidak banyak memahami mengenai berapa banyak bayi di Amerika yang ditidurkan dengan lingkungan di mana perlengkapan tidur serta selimut digunakan,” ujar Carrie Saphiro-Mendoza, pemimpin penelitian sekaligus peneliti senior di divisi kesehatan reproduksi di CDC, Atlanta.
Akademi Pediatri Amerika menyarankan agar bayi direbahkan di atas kasur yang rata, tanpa menggunakan berbagai perlengkapan tidur seperti bantal, selimut, maupun guling. “Bahayanya terletak pada ketebalan selimut atau bantal yang dapat menghambat bayi bernapas, dan membuat mereka tak dapat bernapas sempurna,” ujar Saphiro Mendoza.
Rekomendasi mengenai aturan tidur yang aman dibuat pertama kali pada pertengahan 1990. Dalam jurnal Pediatrics diungkapkan bahwa kasus SIDS menurun pada kurun waktu 2000 hingga 2010. Sementara, rata-rata kasus sesak napas menjadi bertambah dua kali lipat dari 7 kasus per 100.000 bayi baru lahir menjadi sekitar 16 kasus per 100.000 bayi.
Untuk studi terbaru ini, para peneliti menggunakan data dari bayi berusia di bawah 8 bulan, yang dikumpulkan dari tahun 1993-2010 sebagai bagian dari studi National Infant Sleep Position. Peneliti menuliskan, 86 persen orangtua menidurkan bayi mereka dengan seprei yang longgar antara tahun 1993 hingga 1995. Lalu, angka menurun menjadi sekitar 55 persen antara tahun 2008 hingga 2010.
Selama periode penelitian terbaru ini, peneliti menemukan bahwa ibu muda serta ibu dengan tingkat pendidikan rendah setingkat SMP atau SMA biasa menidurkan bayi dengan seprei yang longgar.
“Mungkin saja tindakan orangtua ini karena melihat dari majalah dan tayangan televisi di mana bayi tidur menggunakan selimut dan bantal. Hal ini mungkin dianggap gagasan baik dan aktivitas yang aman sesuai normal. Orangtua sudah seharusnya lebih intensif, menghangatkan dan memberi rasa nyaman pada bayi tidak berarti dengan menyelimuti bayi dan membuatnya sesak napas,” ungkap Shapiro-Mendoza.
Studi lainnya menemukan bahwa satu dari delapan bayi meninggal akibat sesak napas yang disebabkan bayi ditidurkan di atas sofa. Saphiro juga menyarankan bahwa orangtua harus tahu bahwa tempat teraman bagi bayi saat tidur adalah di kasur yang diselimuti seprei tipis dan pas ukurannya. Sekali lagi, bayi tak perlu tidur dengan bantal dan selimut.(*)

JIN QORIN PENDAMPING MANUSIA





JIN merupakan sosok yang tak kasat mata. Kehadirannya, terkadang tak kita hiraukan. Bahkan, kita pun tak menyadari bahwa dalam diri kita terdapat jin yang selalu mendampingi kita. Ialah Qarin, jin pendamping manusia selama hidup di dunia.
Banyak kejadian yang dikisahkan oleh manusia tentang hantu atau roh orang yang sudah meninggal. Kita bisa melihat di acara-acara televisi dewasa ini yang mengemasnya dengan sajian yang menarik. Seseorang bercerita bahwa suatu ketika ditemui oleh si Fulan. Ternyata diketahui bahwa si Fulan tersebut baru saja meninggal dunia. Kisah-kisah sejenis ini sangatlah banyak ragam kejadiaannya. Misalnya saja, mengenai seseorang yang kerasukan.
Maka, kebanyakan manusia mengira bahwa roh orang yang sudah meninggal itu bergentayangan. Bahkan, peristiwa-peristiwa yang bersangkutan dengan kejadian orang yang baru meninggal tersebut sampai membuat segolongan aliran berkeyakinan bahwa orang yang sudah meninggal itu akan menitis kembali. Mereka menyebutkan bukti-bukti kejadian yang berkaitan dengan peristiwa kematian, dan juga hasil dari cerita-cerita seperti tersebut di atas.
Pasti kejadian ini sudah tak asing lagi bagi kita. Tahukah Anda biasanya ketika seseorang kerasukan dan mengaku dirinya adalah sosok orang yang telah meninggal, itu bukanlah setan? Ya, yang merasuki tubuh seseorang itu merupakan sahabat almarhum/almarhumah yang tidak lain adalah Qorin atau jin pendamping yang selalu mendampinginya sewaktu hidup. Jadi, ia tahu betul apa yang dilakukan almarhum/almarhumah sewaktu hidup.
Siapakah Qarin itu sebenarnya? Apakah ia jin pendamping yang baik atau jahat bagi orang yang di dampinginya? Mengapa Qarin tidak meninggal menyusul orang yang didampinginya ke alam baka (kekal)? Secara bahasa “Qarin” berarti teman atau pasangan, karena itu Qarin sering di artikan sebagai teman yang selalu mendampingi kita dimana saja kita berada.
Layaknya teman, ada yang baik dan ada yang buruk. Begitu juga dengan Qarin, ia kadang memiliki pengaruh baik pada kita kadang juga memiliki pengaruh buruk pada kita. Tetapi pengaruh kita sebagai manusia lebih tinggi dibandingkan pengaruh Qarin terhadap kita.
Qarin sudah ada sejak kita lahir. Karena itu, ada yang mengistilahkan Qarin itu pasangan kembar kita. Hanya saja ia bentuknya ghaib dan tak terlihat. Sebagai pasangan yang selalu mengikuti kita kemana saja, sudah pasti ia tahu betul apa yang kita kerjakan semasa hidup. Sehingga Qarin bisa menyampaikan keinginan-keinginan yang ingin di sampaikan almarhum/almarhumah saat hidupnya yang belum sempat terucap.
Ibn Mas’ud menceritakan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, bersabda, “Tidaklah salah seorang dari kalian melainkan ada pendampingnya dari golongan jin.” Mereka bertanya, “Juga padamu, ya Rasulullah?” “Ya, juga bagiku, hanya saja aku telah mendapat perlindungan dari Allah sehingga aku selamat. Ia tidak memerintahkan aku kecuali kebaikan,” (HR. Muslim).
Ath-Thabarani juga mengisahkan riwayat dari Syuraik bin Thariq. Ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidak ada seseorang di antara kalian melainkan ada baginya seorang setan.” Mereka bertanya, “Juga bagimu, ya Rasulullah?” “Ya, juga bagiku, tetapi Allah melindungiku sehingga aku selamat,” (HR. Ibnu Hibban).
Konon jin (Qarin) yang mendampingi nabi itu bernama Habib al-Huda dan ia beragama Islam. Disinyalir jin nabi ini masih hidup hingga sekarang. Dan tinggal di Baqi’. Di sana ia memiliki majelis dakwah, yang kerap kali didatangi oleh jin-jin lainnya yang beragama Islam. Jadi, layaknya manusia, jin juga memiliki tempat untuk belajar dan mengajar.
Seperti halnya manusia, Qarin juga ada yang beragama Islam, Ateis, Kristen dan Yahudi. Konon Qarin yang non muslim ini bertengger di bahu kiri pada orang yang didampinginya. Sebaliknya Qarin yang Muslim berada di bahu kanan. Dia selalu membantunya untuk taat kepada Allah. Jika kita lupa shalat, dia mengingatkan dan membangunkan kita. Dia tidak pernah meninggalkan orang yang didampinginya kecuali ia sedang menggauli istrinya. Ketika sang suami istri sudah masuk kamar dan pintu di tutup, maka Qarin pun dengan sekejap sudah berada di Mekkah untuk shalat di sana dan balik lagi dengan sekejap ke rumah muslim tersebut.
Sa’id al-Jariri mengomentari ayat yang berbunyi, “Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (al-Quran), kami adakan baginya setan,” (QS. Az-Zukhruf: 36). Ia berkomentar, “Telah sampai berita kepada kami bahwa orang kafir apabila dibangkitkan pada hari kiamat, setan akan mendorong dengan tangannya, hingga ia tidak bisa melawannya, sampai Allah menempatkannya di api neraka, dan ketika itu ia berkata, ‘Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat’,” (QS. Az-Zukhruf: 38). Sementara, orang mukmin akan diwakilkan padanya malaikat sampai ia diadili di antara manusia dan menempatkannya dalam surga.
Demikianlah, orang yang berpaling dari petunjuk yang lurus, yaitu al-Quran dan sunah, maka baginya akan diadakan oleh Allah yaitu setan, yang akan menyesatkannya.
Tidak seperti manusia, Qarin tidak dapat mati hingga hari kiamat. Sebab ia merupakan bangsa jin. Seperti bangsa jin lainnya, ia pun tidak bisa mati kecuali saat datangnya hari kiamat. Maka dari itu, ketika yang didampinginya meninggal, Qarin kerap kali menampakkan wujudnya seperti diri orang yang dulu didampinginya.
Biasanya Qarin itu berperilaku persis seperti orang yang didampinginya. Jika orang yang didampinginya adalah orang yang saleh maka ia akan berperilaku persis seperti orang itu, meskipun orang itu sudah meninggal. Karena itu kerap kali kita mendengar kisah-kisah tentang orang saleh yang sudah meninggal dunia, tetapi kita masih melihatnya sedang mengaji di masjid, beribadah dan sebagainya.
Sebagian orang menilai itu karena karomahnya. Padahal itu adalah Qarin yang dulu mendampinginya ia akan persis melakonkan perilaku orang yang didampinginya saat masih hidup.
Bagi orang kita orang awam akan timbul pertanyaan, “Apakah jin pendamping muslim itu juga pasti muslim?” Jawabnya tidak mesti. Kadang-kadang jin pendamping seorang muslim itu adalah jin muslim, tetapi ada juga jin Kafir, Ateis, penyembah berhalah, Kristen maupun Yahudi.
Jin pedamping yang muslim, sangat mencintai orang muslim yang didampinginya dalam derajat yang tidak dapat dibayangkan oleh manusia. Dia melindungi manusia yang didampinginya dari berbagai bahaya, dan membantu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah.

Untuk melindungi diri dari jin Qorin maka banyaklah berdzikir dan memohon perlindungan kepada Allah. Jika kita sungguh-sungguh melakukan hal ini, insya Allah, akan datang perlindungan dari Yang Maha Kuasa.

Minggu, 04 Januari 2015


MUNGKIN bagi beberapa anak lupa akan jasa-jasa seorang ayah bahkan mengabaikannya. Inilah beberapa rahasia seorang ayah:
  1. Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun, dan selalu membutuhkan kehadirannya.
  2. Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.
  3. Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.
  4. Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka. Kkarena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.
  5. Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu), tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.
  6. Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah ia melepaskannya.
  7. Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.
  8. Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.
  9. Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup.
  10. Ayah benar-benar senang membantu seseorang, tapi ia sukar meminta bantuan.
  11. Ayah di dapur. Membuat dan memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu. Dan hasilnya?… .Mmmmhhh…Tidak terlalu mengecewakan.
  12. Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.
  13. Ayah akan sangat senang membelikanmu makanan selepas ia pulang kerja, walaupun dia tak dapat sedikitpun bagian dari makanan itu.
  14. Ayah selalu berdoa agar kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, walaupun kita jarang bahkan jarang sekali mendoakannya.
  15.  Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.
  16.  AYAH tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.
  17. Ayah percaya orang harus tepat waktu. Karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.
  18. Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan.
  19. Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara.
  20. Ia selalu berpikir dan bekerja keras untuk membayar uang sekolahmu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah memikirkannya, bagaimana ia mendapatkannya.
  21. Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu.
  22. Ayah akan berkata, “Tanyakan saja pada ibumu,” ketika ia ingin berkata, “Tidak”.
  23. Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin.
  24. Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepergok menghisap rokok dikamar mandi.
  25. Ayah mengatakan, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan.
  26. Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu hal yang baik persis seperti caranya.
  27. Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri.
  28. Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.
  29. Ayah tidak suka meneteskan air mata. Ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya, dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis).
  30. Ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu…ketika kau bermimpi akan dibunuh monster…
  31. Tapi, ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.
  32.  Ayah pernah berkata, “kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkualitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. Begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendapatkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada yang menciptakannya”
  33. Untuk masa depan anak lelakinya ayah berpesan, “Jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu, berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah kuberi padamu.”