Senin, 26 Desember 2011

Benarkah Nabi Isa Al masih lahir tanggal 25 desember?

Natal yang dirayakan pada tanggal 25 Desember adalah upacara yang dilakukan oleh umat Kristiani untuk memperingati hari kelahiran Yesus yang mereka anggap sebagai Tuhan.
Meskipun pada kenyataannya perayaan tersebut dilakukan dengan sangat meriah, karena selain didengung-dengungkan oleh pemeluk Kristiani sendiri, kalangan eksternal (luar) Kristen juga turut menyambutnya. Namun secara nilai perayaan ini mengandung pertanyaan besar, karena penetapan kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember sama sekali tidak didukung oleh data otentik (asli atau benar). Bibel (Injil) sendiri – sebagai kitab suci agama Kristen – sama sekali tidak bisa membuktikannya. Sejarah hanya mencatat bahwa perayaan Natal baru disahkan pada abad ke-4 Masehi.
Lantas, atas dasar apa kelahiran Yesus disahkan pada tanggal 25 Desember ???
Pertanyaan tersebut adalah persoalan yang akan dipaparkan dengan gamblang dalam bahasan ini, sekaligus dijawab dengan menampilkan dua sumber utama, yaitu Alquranul Karim dan Bibel (Injil) serta Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Sejarah Natal
Kata natal berasal dari bahasa Latin yang berarti lahir. Namun secara istilah natal berarti upacara yang dilakukan oleh umat Kristiani untuk memperingati hari kelahiran Isa Al_Masih, yang mereka sebut dengan Tuhan Yesus.
Peringatan Natal baru tercetus antara tahun 325-254 SM oleh Paus Liberus yang ditetapkan pada tanggal 25 Desember, sekaligus sebagai momentum penyembahan Dewa Matahari, yang kadang juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 28 April, 18 Mei, atau 18 Oktober. Kemudian, oleh Kaisar Konstantin tanggal 25 Desember tersebut akhirnya disahkan sebagai hari kelahiran Yesus.
Kelahiran Yesus Menurut Bibel (Injil)
Untuk menyikap tabir Natal yang diperingati pada tanggal 25 Desember yang diyakini sebagai hari kelahiran Yesus, marilah kita simak apa yang diberitakan oleh Bibel (injil) tentang kelahiran Yesus, sebagaimana yang dijelaskan dalam Injil Lukas (2): 1-8 dan Injil Matius (2): 1 dan 10-11 (Adapun Injil Markus dan Yohanes tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus).
Bibel (Injil) Lukas (2): 1-8 berbunyi, ” Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh untuk mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri masing-masing di kotanya. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud, supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ, tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang sedang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. “
Bibel (Injil) Matius (2): 1 dan 10-11 berbunyi, “Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodus datangalah orang-orang Majus dari Timur ke Yerussalem. Ketika mereka melihat bintang itu sangat bersuka citalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama maria, ibunya.”
Wahai saudaraku, perhatikanlah isi kedua Bibel di atas, terutama kata atau kalimat yang bergaris bawah dan dicetak tebal. Maka, dapat kita ketahui bahwa terdapat pertentangan yang cukup jelas antara kedua Bibel tersebut dalam menjelaskan kelahiran Yesus. Pada Bibel Lukas dijelaskan bahwa Yesus lahir pada zaman Kaisar Agustus, sedangkan Bibel Matius pada zaman Herodus. Mana yang benar Nich??? Kok plin plan…!
Kemudian, kalau kita pahami isi Bibel di atas, maka akan kita ketahui bahwa pada hakikatnya kedua Bibel tersebut dengan sendirinya telah menolak mentah-mentah kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember. Percaya tidak…!
Untuk membuktikannya, maka kita perlu mempertajam pisau analisa kita (tetap lihat kata atau kalimat yang bergaris bawah dan dicetak tebal).
Perhatikanlah analisa berikut ini, ” Penggambaran kelahiran yang ditandai dengan bintang-bintang di langit dan gembala yang sedang menjaga kawanan domba yang dilepas bebas di padang rumput yang beratapkan langit dengan bintang-bintangnnya yang gemerlap, menunjukkan kondisi waktu itu adalah musim panas sehingga gembala berdiam di padang rumput dengan domba-domba mereka pada malam hari untuk menghindari sengatan sinar matahari. Sedangkan pada tanggal 25 Desember, tidak ada satu orang pun yang mengingkari bahwa pada bulan Desember suhu udara di kawasan Palestina sangat rendah, sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil turun pada bulan ini.”
Dengan demikian, mana mungkin Isa Al_Masih – yang umat Kristen sebut Yesus – lahir pada musim dingin (bulan Desember) tetapi Bibel (Injil) sendiri membantahnya bahwa Isa Al_Masih lahir pada musim panas.
Untuk memperkuat analisa di atas, maka kita kembalikan masalah tersebut pada kitab suci Alquran sebagai petunjuk manusia, agar kita memiliki wawasan yang luas, hati terbuka, dan lapang dalam mencari kebenaran. Aamiin…!
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, ” Maka rasa sakit akan melahirkan memaksa ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, ia berkata, ’Aduhai, alangkah baik aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi dilupakan.’ Maka Malaikat Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, ’Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.’ Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” [QS. Maryam (19): 23-25]
So (jadi), menurut Alquran bahwa Isa Al_Masih dilahirkan pada musim panas disaat pohon-pohon kurma berbuah dengan lebatnya.
Saya rasa tidak berlebihan jika kita coba meminjam pendapat sarjana Kristen bernama Dr. Arthur S. Peak. Beliau mengatakan bahwa sebenarnya Yesus lahir dalam bulan Elul (Bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan Agustus sampai September. [Lihat Sholeh A. Nahdi, Bibel dalam Timbangan, hal. 32]
Pada Tahun Berapakah Yesus Lahir ???
Ustadz Salim bin Ustman mengatakan bahwa Nabi Isa lahir pada tahun 622 sebelum Hijrah. [Lihat Salim bin Utsman, Sejaran 25 Rasul, hal. 106]
But (tetapi), umat Kristen beranggapan bahwa Yesus dilahirkan pada tahun 1 (pertama), karena penanggalan Masehi yang dirancang oleh Dionysius justru dibuat dan disesuaikan dengan tahun kelahiran Yesus. Namun anehnya lagi, mengapa masih ada perbedaan pendapat antara Bibel Lukas dan Matius – seperti yang telah dijelaskan sebelumnya – tentang kelahiran Yesus.
Ternyata antara pemahaman yang beredar di kalangan umat Kristen tentang kelahiran Yesus, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bibel tidaklah menunjukkan suatu kepastian, sehingga banyak dari ilmuwan-ilmuwan mereka yang mengatakan bahwa Yesus lahir pada tahnu 8 SM, tahun 6 SM, dan tahun sesudah Masehi. [Lihat Irena Handono, Perayaan Natal 25 Desember: Antara Dogma dan Toleransi, hal. 25]
Kemudian, tidak salah kalau saya mengutip tulisan Dr. Charles Franciss Petter yang mengatakan, “…Kesulitan menentukan tanggal kelahiran Yesus, kehidupannya, kematiannya terpaksa ditimbulkan kembali karena adanya keterangan-keterangan yang banyak terdapat dalam gulungan-gulungan Essene (yang terdapat di gua Qamran…” [Lihat Dr. Charles Franciss Petter, The Lost of Jesus Revealed , hal 119]
Fatwa Majelis Ulama Indonesia
1. Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan atau menghormati Nabi Isa bin Maryam, tetapi Natal tidak dapat dipisahkan dari soal-soal di bawah ini:
* Diperbolehkan bekerjasama antara umat Islam dengan agama lain, tetapi hanya terbatas dalam urusan keduniawian. [QS. Mumtahanah (60): 8]
* Islam mengajarkan Tuhan itu hanya satu, yaitu Allah. [QS. Al_Ikhlash (112): 1-4]
* Barangasiapa yang berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih dari satu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Al_Masih itu anak, maka orang itu kafir dan musyrik. [QS. Al_Maidah (5): 72-73]
* Larangan mencampur-adukkan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain. [QS. Al_Baqarah (2): 42 dan Al_Kafirun (109): 1-6]
* Islam mengakui kenabian dan kerasulan Isa bin Maryam. [QS. Maryam (19): 30-32 dan Al_Maidah (5): 75]
* Islam mengajarkan umatnya untuk menjauhi diri dari hal-hal yang syubhat dan larangan Allah untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan. [Kaidah Ushul Fikih dan Hadits Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dari Nu’am bin Basyir]
2. Mengikuti upacara Natal bersama bagi umat Islam hukumnya Haram.
3. Agar umat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah, maka dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan perayaan Natal.
Kesimpulan
Berdasarkan keterangan-keterangan di atas – dari Alquranul Karim, Bibel (Injil) dan sumber lain serta Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) – maka dapat disimpulkan bahwa perayaan Natal pada tanggal 25 Desember yang diyakini umat Kristen sebagai hari kelahiran Yesus benar-benar telah menyimpang, karena tidak ada satu pun keterangan yang membuktikannya.
Malahan yang terbukti bahwa perayaan Natal merupakan upacara adopsi dari adat istiadat kaum paganis politheisme penyembah Dewa Matahari yang diperingati pada tanggal 25 Desember.
Mudah-mudahan pembahasan yang sederhana ini menjadi batu loncatan, agar kita lebih objektif lagi dalam menganalisa suatu informasi atau ajaran, serta lebih bijaksana dalam berinteraksi dengan pemeluknya.


Dikutip dari tulisan
Hafiz Muthoharoh, S.Pd.I
Palembang – Sumatera Selatan
15 Dzulhijjah 1428 H / 25 Desember 2007 M

1 komentar:

Jefry mengatakan...

mengeni kelahiran Yesus cukup mengundang kontroversi
nice info